Recent Posts

Monday, September 27, 2021

PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Prosedur penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui system berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran, menurut Raka Joni (1998) terdapat 4 tahapan yaitu: Pengembangan focus masalah penelitian; Perencanaan tindakan perbaikan; Pelaksanaan tindakan perbaikan; observasi dan interpretasi; Analisis dan refleksi. Secara lebih rinci, prosedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut. Untuk lebih jelasnya rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar berikut.

               

Dalam pelaksanaannya PTK diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil belajar peserta didik, dan atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut, kemudian guru menetapkan focus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang relevan.

                Pada gilirannya dengan perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab permasalahan secara lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk memilih alternative-alternatif tindakan perbaikan yang dinilai terbaik, kemudian diterjemahkan menjadi program tindakan perbaikan yang akan dicobakan. Hasil percobaan tindakan perbaikan yang dinilai dan direfleksikan dengan mengacu kepada kriteria-kriteria perbaikan yang dikehendaki yang telah ditatpkan sebelumnya.

                Setelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus  pertama yang terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Apabila sudah diketahui keberhasilan atau hambatan dalam tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama, peneliti kemudian mengidentifikasi permasalahan baru untuk menentukan rancangan siklus berikutnya. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi keberhasilan, untuk myakinkan atau untuk menguatkan hasil. Tetapi pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan sebelumnya yang ditunjukan untuk mengatasi berbagai hambatan/ kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya.

                Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, peneliti dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan peneliti belum merasa puas dapat dilanjutkan pada siklus ketiga yang tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.

A.      Penetapan Fokus Permasalahan

Secara umum karakteristik suatu masalah yang layak diangkat untuk PTK adalah sebagai berikut.

1.       Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empiric yang dirasakan dalam proses pembelajaran. Apabila hal ini terjadi, guru merasa prihatin atas terjadinya kesenjangan, timbul kepedulian dan niat untuk mengurangi tersebut dan berkolaborasi dengan dosen/widyaiswara/pengawas untuk melaksanakan PTK.

2.       Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan diidentifikasi factor-faktor penyebabnya. Faktor-Faktor tersebut menjadi dasar atau landasan untuk menentukan alternative solusi.

3.       Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternative solusi bagi masalah tersebut melalui tindakan nyata yang dapat dilakukan guru/peneliti.

Dianjurkan agar masalah yang dipilih untuk diangkat sebagai masalah PTK adalah yang memiliki nilai yang bukan sesaat, tetapi memiliki nilai strategis bagi keberhasilan pembelajaran lebih lanjut dan memungkinkan diperolehnya model tindakan efektif yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah serumpun.

Pada tahap selanjutnya dilakukan identifikasi masalah yang sangat menarik perhatian. Aspek penting pada tahap ini adalah menghasilkan gagasan-gagasan awal mengenai permasalahan actual yang dialami dalam pembelajaran. Tahap ini disebut identifikasi permasalahan. Cara melakuakan identifikasi permasalahan masalah antara lain sebagai berikut.

1.       Menuliskan semua hal (permasalahan) yang perlu diperhatikan karena akan mempunyai dampak yang tidak diharapkan terutama yang berkaitan dengan pembelajaran.

2.       Memilah dan mengklasikan permaslahan menurut jenis/bidangnya, jumlah siswa yang akan mengalaminya, serta tingkat frekuensi timbulnya masalah tersebut.

3.       Mengurutkan dari yang ringan, jarang terjadi, banyaknya siswa yang mengalami untuk setiap permasalahan yang teridentifikasi.

4.       Dari setiap urutan diambil beberapa masalah yang dianggap paling penting untuk dipecahkan sehingga layak diangkat menjadi masalah PTK. Kemudian dikaji kelayakannya dan manfaatnya untuk kepentingan praktis, metodologis maupun teoritis.

Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah guru harus jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya sebagai bagian penting dari dunianya. Dilanjutkan analisis untuk menentukan kepentingan. Sebelum menganalisis masalah kita harus mengumpulkan data terlebih dahulu. Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri (refleksi), mengkaji ulang berbagai dokumen (pekerjaan siswa, daftar hadir, daftar nilai, bahan pelajaran, dll) tergantung jenis masalah yang diidentifikasi.

Analisis masalah dipergunakan untuk merancang tindakan baik dalam bentuk spesifikasi tindakan, keterlibatan peneliti, waktu dalam satu siklus, indicator keberhasilan, peningkatan sebagai dampak tindakan dan hal-hal yang terkait lainnya dengan pemecahan yang diajukan. Pada tahap selanjutnya masalah-masalah yang telah diidentifikasi dan ditetapkan dirumuskan secara jelas, spesifik dan operasional. Perumusan masalah yang jelas memungkinkan peluang untuk pemilihan tindakan yang tepat. Contoh rumusan masalah yang mengandung tindakan alternative yang ditempuh antara lain sebagai berikut.

1.       Apakah metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis?

2.       Apakah pembelajaran berorientasi proses dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran?

3.       Apakah metode karyawisata dapat meningkatkan partisispasi siswa dalam kegiatan pembelajaran[H1] ?

4.       Apakah penggunaan metode roleplay dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS?

B.      Perencanaan Tindakan

Setelah masalah dirumuskan secara operasional perlu dirumuskan alternative tindakan yang akan diambil. Alternatif tindakan yang akan diambil dapat dirumuskan kedalam bentuk hipotesis tindakan dalam arti dugaan mengenai perubahan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Perencanaan tindakan memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman yang diperoleh dimasa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian sebidang. Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis penelitian formal.

                Hipotesis tindakan umumnya dirumuskan dalam bentuk keyakinan tindakan yang diambil akan dapat memperbaiki system, proses, atau hasil. Hipotesis tindakan sesuai dengan permaslahaan yang akan dipecahkan dapat dicontohkan seperti di bawah ini.

1.       Metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPS

2.       Pembelajaran berorientasi proses dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3.       Metode karyawisata dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

4.       Penggunaan metode roleplay dapat meningktakan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS.

Secara rinci tahapan perencanaan tindakan terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1.       Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan.

2.       Menentukan cara yang tepat untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indicator-indikator keberhasilan serta instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indicator keberhasilan itu

3.       Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilaksanakan

 

C.      Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan ini, rancangan strategi dan scenario pembelajaran diterapkan . Skenario tindakan harus dilakuakan secara benar tampak berlaku wajar. Pada PTK yang dilakuakn guru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan sajian beberapa pokok bahasan dan mata pelajaran tertentu. Berikut disajikan contoh aspek-aspek rencana (scenario) tindakan yang akan dilakukan pada satu PTK.

1.       Dirancang penerapan metode diskusi dalam pembelajaran IPS untuk pokok bahasan : A, B, C dan D

2.       Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris dll.oleh dan dari anggota kelompok, bagi topic bahasan untuk kelompok dengan cara random, dengan cara menyenangkan.

3.       Kegiatan kelompok; mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok bekerja/belajar memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam power poin/OHP untuk persiapan presentasi.

4.       Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran.

5.       Jenis data yang dikumpulkan: berupa makalah kelompok, power poin/OHP hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi serta hasil belajar yang dilaksanakan sebelum (pretes)  dan setelah (postes) tindakan dilaksanakan.

 

D.      Pengamatan/Observasi dan Pengumpulan Data

Tahapan ini sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/ penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan scenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif ( hasil tes, hasil kuis, presensi nilai tugas dan lain-lain) tetapi juga data kualitatif yang menggambar keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan dan lain-lain.

                Observasi dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu. Dalam penelitian formal, tujuan observasi untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable, data tersebut diolah untuk menguji hipotesis. Dalam PTK tujuan observasi adalah memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan. Sasaran observasi dalam PTK adalah proses dan hasil pembelajaran yang direncanakan sebagai tindakan perbaikan.

                Instrumen yang umum dipakai dalam PTK adalah (a) soal tes, kuis; (b) rubric; (c) lembar observasi dan (d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

 

E.       Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdarsar data yang telah terkumpul dan kemudian melakukannevaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Analisis data dilakuakn setelah satu paket perbaikan selesai diimplementasikan secara keseluruhan. Analsis data dapat dilakuakn secara bertahap:

1.       Menyeleksi dan mengelompokkan (reduksi data)

2.       Memaparkan atau mendiskripsikan data (narasi, grafik atau table)

3.       Menyimpulkan atau memberi makna

               Dengan analisis data guru dapat memperkirakan dampak perbaikan yang dilakukan nya dan membantu guru dalam melakukan refleksi. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaanulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang shingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi.

 

Sumber Pustaka: Warso, Agus Wasisto Dwi Doso. (2015). Publikasi Ilmiah Penelitian Tindakan Kelas.                Yogyakarta: Graha Cendekia


 [H1]de

No comments: