Bung Tomo lahir pada tanggal 3 Oktober 1920 di Surabaya Jawa Timur. Nama lengkap beliau Sutomo, tetapi masyarakat Indonesia lebih mengenalnya dengan nama panggilan Bung Tomo. Bung Tomo di lahirkan di kampung Blauran-Surabaya. Beliau lahir dari seorang ayah yang bernama Kartawan Tjiptowidjojo. Ayahnya merupakan termasuk golongan kelas menengah. Pernah bekerja sebagai pegawai pemerintah, perusahaan swasta dan perusahaan ekspor impor Belanda. Sedangkan ibunya keturunan Jawa tenga, Sunda dan Madura.
Keluarga Bung Tomo sangat menghargai sekali akan pendidikan. Sehingga pembawaannya sangat lugas dan bersemangat. Namun pada usianya 12 tahun, Bung Tomo harus meninggalkan pendidikannya di MULO. Kemudian begitu juga dengan pendidikan HBS ia selesaikan dengan cara korespondensi meskipun tidak secara resmi selesainya.
Bung Tomo dikenal sebagai sosok yang berkepribadian ulet, pekerja keras, dengan semangat yang membara dan berapi-api dalam menghadapi Belanda. Bung Tomo memiliki pengaruh yang kuat dikalangan pemuda dan para pejuang. Dengan lantangnya membakar semangat juang para pemuda untuk bertempur habis-habisan melawan pasukan sekutu. Pertempuran tersebut dipicu oleh tewasnya Brigjen AWS Malabby dalam kontak sebjata dengan pejuang. Meskipun kekuatan pejuang tidak seimbang , Bung Tomo dengan kekuatan pasukan sekutu dan berakhir dengan kekalahan, namun peristiwa pertempuran 10 November tercatat sebagai peristiwa penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Sehingga setiap tanggal 10 November diperingati sebagai hari pahlawan.
Mempunyai pengalaman aktif berorganisasi semasa muda, setelah pertempuran di Surabaya. Bung Tomo mulai aktif dikehidupan politik. Meski telah menyandang beberapa jabatan penting di pemerintahan yakni menteri negara urusan bekas pejuang/veteran sekaligus menteri sosial Ad Interim pada 1955-1956 dan anggota DPR yang mewakili Partai rakyat Indonesia pada 1956-1959 namun Bung Tomo mengaku tidak nyaman duduk di bangku politik, maka setelah menjadi anggota DPR ia menyatakan mundur dari panggung politik dan memilih menjadi seorang jurnalis. Namun pada awal tahun 1970-an Bung Tomo kembali datang ke kancah politik lantaran ia tidak sepaham dengan pemerintahan orde baru yang dipimpin Soeharto yang dianggap melenceng. Ia pun kemudian dijebloskan ke penjara pada 11 April 1978 karena dianggap berpengaruh akibat kritikan-kritikan pedas yang sering dilemparkan selama setahun. Selepasnya bebas dari penjara, Bung Tomo kemudian memutuskanuntuk tidak aktif dalam dunia politikdan memilih untuk konsentrasi terhadap keluarga.
Pada 7 Oktober 1981 tersiar kabar mengejutkan khalayak ramai akibat pemberitaan yang menyebutkan bahwa Bung Tomo meninggal dunia ditengah perjalanan menyempurnakan rukun Islam di tanah Arofah. Berbeda dengan kebanyakan orang yang meninggal di tanah suci yang dikuburkan di Mekkah, jenazah Bung Tomo dipulangkan ke tanah air dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Ngagel Surabaya, bukan di taman Makam Pahlawan.
Sumber
http://m.merdeka.com
http://tempatnyasegalailmu.blogspot.com
No comments:
Post a Comment