Rasa jenuh atau bosan yang
dialami siswa di dalam kelas tentu akan berdampak pada berlangsungnya proses
belajar mengajar. Lantas, bagaimana cara mengatasi kebosanan tersebut?
Menurut
Purwoko Haryadi Santoso, proses pendidikan memiliki dua komponen yaitu guru dan
siswa. Kedua komponen ini harus ada dalam proses pendidikan. Jika salah satu
dari komponen ini tidak ada, maka proses
pendidikan tidak akan berjalan . Proses pendidikan akan berjalan jika terjadi
interaksi edukatif (kegiatan pembelajaran) antara guru dan siswa.
Ada
banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar,
antara lain ketenangan, kesabaran, kasih sayang dan kebetahan siswa di dalam
kelas. Namun , guru sering kali belum mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang mendukung faktor-faktor untuk mencapai keberhasilan proses belajar
mengajar tersebut. Sering kali ditemukan sebagian siswa yang mengalami titik
kejenuhan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Tentunya, ada hal yang
mendasar mengapa hal tersebut bisa terjadi. Karena itulah, diperlukan suatu
solusi atau kiat-kiat agar guru bisa menciptakan suasana kelas yang kondusif
dalam mendukung keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dalam
melaksanakan interaksi edukatif antara guru dan siswa, sudah pasti dibutuhkan
media dan metode dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Metode dan media ini sangat berperan penting dalam
mencapai keberhasilan proses belajar mengajar antara guru dan siswa. Apabila
metode pengajaran yang digunakan oleh guru tidak tepat, bisa jadi hal itu
menyebabkan siswa mengalami kegagalan dalam proses belajarnya.
Untuk
menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, seorang guru harus
memiliki keterampilan khusus dalam mengajar, yang merupakan kompetensi
profesional yang kompleks sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru
secara utuh dan menyeluruh. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh
guru adalah variasi metode pembelajaran, seperti gaya mengajar, penggunaan
media dan sumber belajar, pola interaksi, serta variasi dalam kegiatan
pembelajaran. Variasi metode pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan
perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru.
Ibarat
makanan, jika setiap hari disajikan dengan menu yang sama, tentu kita merasa
bosan. Begitu juga seorang guru yang mengajar dengan satu metode saja, maka
siswa akan cepat merasa bosan. Apabila seorang guru selalu menyajikan materi
dengan metode yang berbeda beda, siswa akan penasaran metode apa lagi yang akan
ditampilkan oleh guru pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian, ada
kejutan-kejutan baru yang dinantikan oleh siswa kita.
Beberapa
upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar pembelajaran menjadi menarik
dan tidak membosankan, pertama-tama adalah denganmembawa dunia siswa ke dunia
guru. Dan begitu pun sebaliknya, membawa dunia guru ke dunia mereka (siswa).
Seorang gruu dituntut untuk memasuki dunia siswa sebagai langkah pertama
pembelajaran. Selain juga harus membangun jembatan untuk memasuki kehidupan
siswa. Untuk keperluan tersebut, guru dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman
siswa sebagai titik tolaknya. Dengan jalan ini akan memudahkan siswa menuju
kesadaran dan ilmu yang lebih luas.
Langkah
berikutnya adalah menampilkan nilai AMBAK (apa manfaat bagiku) dari setiap
materi yang diajarkan. Semakin banyak siswa menemukan manfaat-manfaat dari
setiap apa yang mereka pelajari, semakin tinggi nilai guna yang akan mereka
peroleh. Sehingga mereka akan bertambah semangat untuk belajar, dan
pembelajaran pun menjadi semakin menarik.
Belajar
tidak harus selalu di dalam kelas. Yang penting tercipta suasana nyaman,
menyenangkan, rileks, sehat dan menggairahkan, sehingga pembelajaran akan
berlangsung efektif serta optimal. Karena itulah, pembelajaran juga bisa
dilakukan di luar kelas. Sesekali guru bisa memberikan penghargaan kepada siswa
yang berprestasi. Dengan adanya rangsangan penghargaan ini, siswa akan
termotivasi untuk berlomba-lomba meraih prestasi guna memperoleh penghargaan
tersebut, sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan hidup. Tidak harus
bersifat materi, tetapi juga bisa memberikan penghargaan berupa pujian. Pujian
yang tulus dari seorang guruterhadap prestasi yang diraih siswa mampu
meningkatkan motivasi belajar mereka. Dengan memberi pujian, berarti guru
sedang menumbuhkan kepercayaan diri pada mereka.
Sumber: Asmani, Jamal Ma’mur.
2014. Tips Membangun Komunitas Belajar di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press
No comments:
Post a Comment