Sumber Ilustrasi: http://www.beranda.co.id/10-perpustakaan-di-dunia-yang-bikin-kamu-betah-membaca/28027/ |
Perpustakaan mempunyai peran
vital sebagai pendobrak kebekuan intelektual siswa menuju terciptanya prestasi
demi prestasi yang mencengangkan. Menurut Drs. Ibrahim Bafadal, M.Pd,
perpustakaan bermanfaat untuk menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca,
memperkaya pengalaman belajar siswa, menanamkan kebiasaan belajar mandiri pada
siswa, mempercepat proses penguasaan teknik membaca, membantu perkembangan
percakapan berbahasa, melatih mental tanggung jawab pada siswa, memperlancar
siswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas sekolah, membantu guru untuk menemukan
sumber-sumber pengajaran, serta menolong siswa, guru dan anggota staf sekolah
dalam mengikuti perkembangan serta kemajuan pengetahuan dan teknologi.
Sementara itu, perpustakaan
sekolah sendiri juga memiliki fungsi yang bermacam-macam. Pertama, fungsi edukatif. Perpustakaan berfungsi mendidik siswa
untuk membiasakan diri belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik individu
maupun kelompok. Perpustakaan dapat meningkatkan ketertarikan siswa untuk
membaca. Kedua, fungsi informative.
Perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka, baik berupa buku, majalah,
bulletin, surat kabar, artikel, peta, maupun alat-alat pandang-dengar, seperti overhead projector, slide projector,
filmstrip projector, televisi,video
tape recorder, dan sebagainya. Semua
fasilitas ini memberikan informasi berharaga bagi siswa.
Ketiga, fungsi tanggung jawab administrative. Proses peminjaman dan
pengembalian buku selalu dicatat oleh pustakawan. Ketika masuk ke perpustakaan,
siswa menunjukkan kartu anggota atau kartu pelajar serta tidak boleh membawa tas ataupun mengganggu
teman-teman yang sedang membaca. Siswa yang terlambat mengembalikan buku
dikenakan denda. Apabila buku yang dipinjam hilang, maka siswa harus
menggantinya. Hal ini akan mendidik serta membiasakan siswa bersikap dan
bertindak secara administrative.
Keempat, fungsi riset. Siswa
dan guru bias melakukan riset (penelitian), yakni dengan mengumpulkan data atau
keterangan sesuai kebutuhan. Misalnya, ada siswa yang ingin meneliti kehidupan
masyarakat pada abd ke-17 atau guru ingin meneliti factor yang mempengaruhi
pertumbuhan bayi, maka mereka dapat melakukan riset literature yang dikenal
dengan library research (penelitian
pustaka)
Kelima, fungsi rekreatif.
Ketika siswa mengunjungi perpustakaan, mereka akan mengalami rekreasi
psikologis. Misalnya saat siswa membaca buku tentang kota Malang, yang
didalamnya terdapat banyak gambar gedung, tempat pariwisata, hiburan dan lain-lain,
maka secara psikologis mereka telah rekreasi ke kota Malang yang indah.
Perpustakaan dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang, misalnya saat
istirahat dengan membaca novel, roman, majalah, surat kabar dan lain-lain.
Sayangnya, banyak perpustakaan
yang hanya menjadi symbol tanpa fungsi. Perpustakaan sekolah kebanyakan sepi pengunjung, sedikit koleksi
bukunya, serta tidak ada kegiatan-kegiatan seperti bedah buku, lomba menulis,
latihan jurnalistik dan sejenisnya. Sehingga tidak akan menarik minat siswa.
Selain itu, dorongan dari guru juga kurang maksimal.
Manajemen pengelolaan perpustakaan harus transparan dan akuntabel,
sehingga bias memberikan pelayanan yang maksimal dan memuaskan bagi siswa dan guru. Pustakawan juga harus
sosok yang aktif , seperti aktif melakukan sosialisasi buku-buku baru, membuat
pamphlet-pamflet buku baru yang menarik dan tentu saja melengkapi peralatan
teknologi modern seperti multimedia. Ketika istirahat di sekolah, perpustakaan
harus membuat sensasi agar siswa tertarik mengunjungi perpustakaan. Misalnya
dengan melakukan siaran percakapan bahasa inggris yang bias ditonton lewat
televise yang ada diperpustkaan, menayangkan kisah singkat novel yang sudah
difilmkan, serta langkah lain sehingga mereka mau mengunjungi perpustakaan.
Hal ini mutlak dilakukan jika
perpustakaan ingin tampil sebagai pusat pengembangan kelimuan, penelitian dan
keahlian. Implikasinya, jika perpustakaan mampu memainkan peran strategis ini,
kualitas siswa akan meningkat tajam. Wawasan siswa juga akan bertambah luas,
pemikiran mereka jauh ke depan, dan pola hidup mereka menjadi teratur, karena fokus
pada cita-cita serta impian hidup yang harus diperjuangkan secara serius dan
total.
Sumber
Asmani, Jamal Ma’mur. 2014. Tips Membangun Komunitas Belajar
di Sekolah. Diva Press:Yogyakarta
No comments:
Post a Comment