Kali ini saya akan memposting artikel dengan judul “Merencanakan Awal Pembelajaran yang Baik” yang saya rasa ini sangat berguna bagi rekan guru sebelum memulai pembelajaran. Menciptakan suasana kelas yang positif setiap memulai kegiatan belajar mengajar akan memudahkan guru berkomunikasi dengan siswa. Melalui cara ini, komunikasi dapat dilakukan dengan suasana santai, rasa persahabatan antara guru dan siswa, serta tidak ada jarak antara teman satu dengan yang lain. Untuk menciptakan suasana yang baik atau positif, guru harus mempertimbangkan strategi pengelolaan berupa memilih peraturan dan prosedur pengajaran serta sebuah system untuk memastikan pertanggungjawaban para siswa.
Ada beberapa hal yang bisa
dilakukan oleh guru untuk menciptakan awal pembelajaran yang baik. Pertama, memberi salam kepada siswa.
Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, sebaiknya guru memberi salam atau sekedar memberi sapaan kepada
siswa. Misalnya, “ Selamat pagi anak-anak, siapa yang belum mandi?” Ucapan
semacam ini dapat memberi hiburan tersendiri kepada siswa. Selain itu, siswa
tidak langsung dituntut untuk melakukan kegiatan yang memeras otak.
Bandingkan ketika guru mengawali
kegiatan belajar mengajar dengan berkata, “Selamat pagi anak-anak, keluarkan
buku tugas kalian!” Tentu saja, siswa akan terkejut serta menghadirkan rasa
tidak nyaman karena perkataan tersebut langsung membebani. Oleh karena itu,
sebaiknya seorang guru harus memberi sapaan yang membut siswa merasa nyaman
terlebih dahulu. Selain itu baru guru memulai kegiatan pembelajaran secara
perlahan.
Kedua, mengadakan kegiatan atau memberikan kata-kata penggugah
semangat belajar. Seorang guru memberi pengaruh yang sangat penting di dalam
diri siswa. Bahkan guru berperan penting membentuk system keyakinan setiap
siswa. Oleh karena itu, seorang guru harus meyakinkan siswa-siswanya untuk
belajar lebih giat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan cerita atau
memutar video tentang motivasi apabila di dalam kelas tersedia alat pemutar
video. Contoh cerita berikut dapat berguna bagi guru dalam upaya memberi
semangat belajar kepada siswa.
Seekor anak monyet bersiap siap hendak
melakukan perjalanan jauh. Ia sudah merasa bosan dengan lingkungan hutan
tempatnya sekarang menjalani hidup. Ia mendengar bahwa di bagian dunia lainnya
terdapat hutan yang menurut pandangannya akan menyediakan kehidupan lebih baik.
Ia berkata, “Aku akan mencari kehidupan yang lebih baik.” Orang tua si monyet,
meskipun bersedih akhirnya rela melepaskan keprgiannya. “Biarlah ia belajar
untuk kehidupannya sendiri,” kata sang ayah kepada Ibu si Monyet dengan bijak.
Pada akhirnya, pergilah si Monyet mencari
hutan lain yang menurut pandangannya merupakan tempat hidup yang lebih baik.
Sementara itu, kedua orang tuanya tetap tinggal di hutan itu. Waktu terus
berlalu sampai suatu ketika si Monyet itu secara mengejutkan kembali ke hadapan
orang tuanya. Tentu saja kedatangan anak semata wayang itu disambut gembira
oleh orang tuanya.
Sambil berpelukan, si Monyet berkata, “
Ayah, Ibu, aku tidak menemukan hutan seperti angan-anganku. Semua binatang yang
kutemui selalu keheranan setiap aku menceritakan bahwa aku kan pergi ke sebuah
tempat yang lebih baik. Bahkan mereka malah menertawakanku,” kata si Monyet
dengan sedih. Sang ayah dan ibu hanya tersenyum mendengarkan cerita anaknya.
Kemudian, si Monyet melanjutkan ceritanya dengan berkata, “Akhirnya, aku
bertemu dengan gajah yang bijaksana. Ia mengatakan bahwa sebenarnya apa yang
kucari sebagai hutan itu adalah tempat ini. Gajah mengatakan aku sudah tinggal
di hutan itu!” Ayah si Monyet pun berkata, “ Benar anakku. Terkadang kita
memangberpikir tentang hal-hal yang jauh. Padahal apa yang dimaksud itu
sebenarnya sudah ada di depan mata.”
Perhatikan pelajaran yang dapat
di petik dari kisah si Monyet. Hal-hal sederhana yang ada di lingkungan sekitar
sering kali tidak diperhatikan. Justru kebanyakan orang memandang terlalu jauh,
walaupun pada dasarnya sesuatu yang penting ada di depan mata. Manusia gelisah
dengan karier atau pekerjaan, pendidikan anak-anak, serta segala rencana hidup.
Padahal, pekerjaan yang dijalani sekarang adalah bagian dari karier. Anak-anak
yang kini bersekolah adalah bagian dari proses pendidikan mereka. Begitu pula
hidup yang saat ini tengah dijalani akan membentuk kehidupan di masa depan.
Tanpa mengecilkan arti masa depan
dan sesuatu yang lebih baik, ada baiknya manusia focus dengan sesuatu di depan
mata. Manusia sepatutnya berkonsentrasi terhadap pekerjaan sekarang karena hal
itu akan mempengaruhi masa depan. Selanjutnya, perhatikan sebuah kisah berikut
ini.
Tahun lalu, kakekku meninggal. Semua anggota
keluarga sedih. Bahkan ayahku pun menangis. Ketika tiba giliranku untuk
mengucapkan selamat tinggal kepada kakek, ibuku memandangiku. Ia bertanya, “
Apakah kamu sudah tahu apa bagian tubuh yang paling penting, saying?”
Aku terkejut ketika
ibu bertanya pada saat seperti ini. Aku berpikir, pertanyaan itu hanyalah
permaianan antara Ibu dan aku. Ibu melihat kebingungan di wajahku dan berkata, “Pertanyaan
ini penting untuk menunjukkan kepadamu apakah kamu sudah benar-benar hidup.
Untuk semua bagian tubuh yang kamu beri tahukan dulu, Ibu selalu berkata kamu
slah dan telah memberitahukan alasannya. Akan tetapi, hari ini kamu akan
mendapatkan pelajaran yang sangat penting.
Ibu menatapku dengan
wajah keibuan. Aku melihat matanya penuh air mata. Ibu berkata, “ Sayangku,
bagian tubuh yang paling penting adalah bahu.” Aku bertanya, “ Apakah karena
fungsinya untuk menahan kepalaku?” Ibu membalas, “ Bukan, tetapi karena bahu
dapat menahan kepala seorang teman atau orang yang kamu sayangi ketika ia
menangis. Terkadang dalam hidup ini semua orang perlu bahu untuk menangis. Ibu
berharap kamu mempunyai cukup kasih saying dan teman-teman agar kamu selalu
mempunyai bahu untuk menahan tangis mereka kapan pun dibutuhkan.”
Akhirnya, aku
menyadari bahwa pelajaran hidup paling penting adalah bukan menjadi orang yang mementingkan diri
sendiri, melainkan bersikap simpati terhadap penderitaan yang dialami oleh
orang lain. Orang-orang akan melupakan apapun yang aku katakana. Bahkan mereka
akan melupakan sesuatu yang aku lakukan. Akan tetapi tidak seorang pun
melupakan caraku membuat mereka begitu berarti.
Berdasarkan cerita tersebut, dapat disimpulkan
bahwa masa depan, karier, serta kehidupan setiap orang ditentukan oleh sesuatu
yang dikerjakan pada hari ini. Motivasi semacam ini perlu ditekankan guru
kepada siswa untuk mendongkrak semangat belajar demi menyongsong masa depan cerah.
Demikian ulasan artikel dengan
judul “Merencanakan Awal Pembelajaran yang Baik” Semoga akan memberikan manfaat
bagi rekan guru sekalian.
Sumber: Setyanto, N. Ardi. 2014. Panduan Sukses Komunikasi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Diva Press
No comments:
Post a Comment