Recent Posts

Friday, August 19, 2016

Mengenal Lebih Jauh Tunagrahita


Sumber Foto: http://www.slideshare.net/fanylatief/tunagrahita

Di dunia ini kita diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa berbeda-beda, tidak ada satu manusia pun yang sempurna yang ingin diciptakan sesuai dengan kehendaknya. Kita sering mendengar ada anak yang dilahirkan cacat. Kecacatan atau disabilitas sebenarnya bukan keinginan dari mereka. Dalam tulisan ini saya akan membahas bagaimana pengalaman saya menjadi guru di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang setiap hari dihadapkan pada anak-anak yang unik. Apa sih yang membedakan pendidikan inklusif dengan pendidikan umum lainnya? Sebelumnya saya sudah menyinggung pada tulisan saya yang
berjudul Sekolah SDN Ilung Salah SatuPenyelenggara Pendidikan Inklusif yang sudah membahas pendidikan inklusif secara umum dan membahas jenis-jenis anak berkebutuhan khusus, yang salah satunya ABK yang dilayani di SDN Ilung adalah Tunagrahita. Pada kesempatan ini kita akan mengenal tunagrahita lebih jauh.

Tunagrahita atau Orang lebih banyak mengatakan sebagai orang yang idiot atau terbelakang mental. Secara definisi para ahli mengatakan seseorang dkatakan mengalami ketnagrahitaan adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifukan berada di bawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul pada masa perkemangan.

Tunagrahita berarti suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada di bawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun.

Menurut Kustawan (2013) Tuna grahita sering disepadankan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
-          Lemah pikiran (Feebele Minded)
-          Terbelakang Mnetal (Mentally Retarded)
-          Bodoh atau dungu (idiot)
-          Pandir (Imbecile)
-          Tolol (Moron)
-          Oligoferenia (oligophrenia)
-          Mampu Didik (Educable)
-          Mampu Latih (Trainable)
-          Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau butuh rawat
-          Mental Subnormal
-          Defisit Mental
-          Defisit Kognitif
-          Cacat Mental
-          Defisiensi Mental
-          Gangguan Intelektual

Seperti yang saya kutip dari Rachmayana (2016) Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ yaitu:
-          Tunagrahita ringan (IQ : 51-70)
-          Tunagrahita sedang (IQ : 36-51)
-          Tunagrahita berat (IQ : 20-35)
-          Tunagrahita sangat berat (Iq di bawah 20)

Masih menurut Rachmayana (2016) anak dengan tunagrahita ringan (IQ 52-68) bisa mencapai kemampuan membaca sampai kelas 4-6. Meskipun memiliki ksulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

Mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus. Biasanya tidak ditemukan kelainan fisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi.  Mereka seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosilnya kurang. Mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru dan mungkin memiliki penilaian yang buruk. Mereka jarang melakukan penyerangan yang serius tetapi bisa melakukan kejahatan impulsif. Anaka-anak dengan tunagrahita moderat (IQ 36-51) jelas mengalami kelambatan dalam belajar berbicara dan kelambatan dalam mencapai tingkat perkembangan lainnya (misalnya duduk dan berbicara). Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.

Anak-anak dengan tunagrahita berat (IQ 20-35) dapat dilatih meskipun agak lebih susah dibandingkan dengan tunagrahita moderat. Anak-anak dengan tunagrahita sangat berat (IQ 19 atau kurang) biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau memahami.  Mungkin Angka harapan hidup untk anak-anak dengan tunagrahita mungkin lebih pendek, tergantung kepada penyebab dan beratnya tunagrahita. Biasanya semakin berat ketunagrahitaannya maka semakin kecil angka harapan hidup.

Demikian artikel tentang Mengenal lebih Jauh Tunagrahita. Mudah-mudahan dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita. Wassalam.


Sumber:
Kustawan, Dedy & Meimulyani, Yani. (2013). Mengenal pendidikan Khusus & pendidikan Layanan Khusus Serta Implementasinya. Jakarta Timur: Luxima Metro Media.
Rachmayana, Dadan. (2016). Menuju Anak Masa Depan yang Inklusif. Jakarta Timur: Luxima Metro Media.

No comments: