Recent Posts

Sunday, May 15, 2016

8 Kendala Guru dalam Melaksanakan PTK





Sumber Foto: http://modelpembelajaransd.blogspot.com/2014/08/kendala-pelaksanaan-pembelajaran-kurikulum-2013-di-sd.html
Penelitian tindakan kelas cukup berhasil memecahkan masalah-masalah guru dalam menjalankan profesinya sekaligus guna meningkatkan kinerjanya. Akan tetapi banyak kendala-kendla yang dihadapi oleh guru. Wijaya Kusumah dan Dedy Dwitagama dalam bukunya “ Kenapa Guru Takut PTK” mengemukakan kendala-kendala guru dalam melaksanakan PTK antara lain:
1.      Guru Kurang Memahami Profesi Guru
Di dunia ini hanya ada dua profesi. Profesi guru dan bukan guru. Profesi guru adalah profesi yang sangat mulia. Para guru hendaknya menyadari profesi mulia ini. Guru harus dapat memahami peran dan fungsi guru di sekolah. Guru sekarang bukan hanya guru yang mampu mentransfer ilmunya dengan baik, tetapi juga mampu digugu dan ditiru untuk memberikan tauladan kepada siswanya. Siswa butuh figure untuk menjadi tauladan yang bukannya hanya mulia dimata manjusia, tetapi juga dimata Tuhan pemilik bumi. Profesi ini sangat menjanjikan untuyk mereka yang berhati mulia. Hati yang bersih dan suci akan terpancar dari wajahnya yang selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya (Salam, Sapa, Sopan, Senyum, Sabar)
2.      Guru Malas Membaca
Saat ini kita melihat banyak guru yang malas membaca. Padahal dari membaca itulah akan terbuka wawasan yang luas dari para guru. Kesibukan-kesibukan mengajar membuat guru merasa kurang sekali waktu untuk mermbaca. Coba kita lihat di perpustakaan sekolah. Terlihat sekali banyak guru yang jarang pergi ke perpustakaan. Ini nyata, dan terjadi di sekolah kita. Bukan hanya di sekolah, di rumahpun guru malas membaca. Guru harus melawan kebiasaan malas membaca. Ingatlah dengan membaca kita dapat membuka jendela dunia.
3.      Guru Malas Menulis
Masalah yang timbul pada saat pembelajaran berlangsung. Sering kali guru sudah mengatasinya atau mengadakan perbaikan-perbaikan dengan caranya sendiri. Namun oleh karena tidak biasa menulis, maka apa yang sudah diperbuat guru tersebut hanaya tinggal kenangan dan tidak diketahui oleh teman sejawat atau orang yang membutuhkan pemecahan masalah seperti yang dialami guru tersebut.
4.      Guru Kurang Sensitif Terhadap Waktu
Orang Barat menyatakan bahwa waktu adalah uang, time is money. Bagi guruwaktu lebih dari uang dan bahkan bagaikan sebilah pedang tajam yang dapat membunuh siapa saja termasuk pemiliknya. Pedang yang tajam bias berguna untuk membantu guru dalam menghadapi hidup ini, namun bias juga pembunuh dirinya sendiri. Bagi guru yang kurang memanfaatkan waktunya dengan baik, maka tidak banyak prestasi yang diraih dalam hidupnya. Dia akan terbunuh oleh waktu. Detik demi detik waktunya teratur dan terjaga dari sesuatu yang kurang baik serta sangat berharga.
5.      Guru Terjebak dalam rutinitas Kerja
Kesibukan kerja setiap hari menjadi rutinitas yang tidak henti. Guru harus pandai mengatur rutinitas kerjanya. Jangan sampai guru terjebak sendiri dengan rutinitasnya justru tidak menghantarkan dia menjadi guru yang baik dan menjadi tauladan siswanya. Guru harus pandai mensiasati pembagian waktu kerjanya. Buatlah jadwal yang terencana. Buang kebiasaan-kebiasaan yang membawa guru untuk tidak terjebak di dalam rutinitas kerjanya, misalnya pandai mengatur waktu dengan baik, membuat diary atau catatan harian yang ditulis dalam agenda guru dan lain-lain. Rutinitas kerja tanpa sadar membuat guru berpola menjadi guru pasif bukan aktif. Hari-harinya diisi hanya untuk mengajar saja. Dia tidak mendidik dengan hati. Waktunya di sekolah hanya sebatas sebagai tugas rutin mengjar yang tidak punya nilai apa-apa. Guru hanay melakukan transfer of knowledge. Tidak mau tahu dengan kondisi lingkungan dan kondisi sekolah apalagi kondisi siswa. Dia menganggap pekerjaan dia adalah karirnya, karena itu dia berusaha keras agar yang dilakukannya bagus dimata pemimpinnya atau kepala sekolah. Tak ada upaya untuk  keluar dari rutinitas kerjanya yang membosankan.
6.      Guru Kurang Kreatif dan Inovatif
Merasa sudah berpengalaman membuat guru menjadi kurang kreatif. Guru malas mencoba sesuatu yang baru dalam pembelajarannya. Dia merasa sudah cukup. Tidak ada upaya untuk menciptakan sesuatu yang baru dari pembelajarannya. Dari tahun ke tahun gaya mengajarnya itu-itu saja. Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang dibuat pun dari tahun ke tahun sama, hanya sekedar copy and paste tanggal dan tahunnya saja. Rencana program pembelajaran tinggal menyalin dari kurikulum yang dibuat oleh pemerintah atau menyontek dari guru lainnya. Guru menjadi tidak kreatif. Proses kreatif menjadi tidak jalan. Untuk melakukan suatu proses kreatif dibutuhkan kemauan untuk melakukan inovasi yang terus menerus, tiada henti. Guru yang kreatif adalah guru yang selalu bertanya pada dirinya sendiri. Apakah dia sudah menjadi guru yang baik? Apakah siswanya mengerti tentang apa yang dia sampaikan? Dia selalu memperbaiki dirinya. Dia selalu merasa berkurang  dalam proses pembelajarannya. Dia tidak pernah puas dengan apa yang dia lakukan. Selalu ada inovasi baru yang dia ciptakan dalam proses pembelajarannya. Dia selalu belajar sesuatu yang baru, dan merasa tertarik untuk membenahi cara mengajarnya.
7.      Guru Malas Meneliti
Paling sering kita dengarbahwa guru malas untuk meneliti.Setiap tahun pemerintah maupun swasta melakukan lomba karya tulis ilmiah untuk para guru, dengan harapan guru mau meneliti. Namun, hanya sedikit guru yang memanfaatkan peluang ini dengan baik. Padahal ini sangat baik untuk guru berlatih menulis, dan menyulut guru untuk meneliti. Dari meneliti itulahguru akan tahu pembelajarannya. Penelitian diselenggarakan untuk memperbaiki hal-hal yang telah dilakukan agar menjadi lebih baik atau menciptakan sesuatu yang baru. Guru yang terbiasa meneliti, akan segera memperbaiki kinerjanya yang tidak baik, objek penelitian dalam PTK adalah siswa yang dihadapi oleh guru itu sendiri pada saat proses pembelajarannya.
8.      Guru Kurang memahami PTK
Kenyataan yang ada adalah bahwa banyak guru yang kurang memahami penelitian tindakan kelas atau PTK. Guru menganggap bahwa PTK itu sulit. Padahal PTK itu tidak sesulit apa yang dibayangkan. PTK dilakukan dari keseharian kita mengajar di kelas. Guru hanya perlu merenung sedikit tentang proses pembelajarannya. Dari hasil renungan ini, muncul gagasan atau ide-ide dari guru tersebut terhadap kelemahan/kekurangan proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan dan  dan selanjutnya melaksanakan perbaikan dalam bentuk PTK.

Sedangkan Sudikin (2002) mengemukakan bahwa kendala guru dalam melakukan PTK adalah 1)lemahnya pemahaman PTK, 2)Belum memahami bahwa PTK sebagai strategi pengembangan guru, 3) Kendala reflecting thinking. 4) Kendala yan g berhubungan dengan tidak adanya pembimbingan dari sekolah, 5) Kendala yang berhubungan dengan mentalitas guru.
Oleh karena itu semua pihak diharapkan mendukung pelaksanaan PTK, baik guru sendiri, kepala sekolah, peneliti maupun LPTK. Kerja sama dan networking harus dibangun oleh pihak sekolah untuk terlaksananya program PTK dengan baik dan yang paling penting guru harus memiliki paradigm to change untuk mengikuti perkembangan yang ada.

Sumber:
Hamdani, Nizar Alam. 2008. Classroom Action Research. Rahayasa Research and Training
Kusumah, Dwitagama.2007.Buku PTK. Labschool Jakarta Indonesia
Sudikin,Basrowi. 2002. Manajemen peneltian Tindakan Kelas. Insan Cendekia

No comments: