Dalam menerapkan pendidikan
karakter melalui TIK harus dipikirkan benar dampak positif dan negatifnya.
Sebab perkembangan TIK selalu bermat dua. Disatu sisi menguntungkan dan sisi
yang lain merugikan. Guru harus mampu memberikan materinya dengan cara-cara
interaktif dan membuat para siswanya menjadi kreatif. Pembelajaran pun menjadi
menyenangkan. Mereka digiring bukan hanya sebatas mencari dan memperoleh
informasi, tetapi juga mampu menciptakan informasi.
Sumber Foto: https://whitewishes.wordpress.com/2010/02/23/peranan-tik-dalam-bidang-pendidikan/ |
Siswa harus diarahkan untuk mampu
menjadi produsen pengetahuan dan bukan hanya menjadi konsumen pengetahuan saja.
Guru pun tak terlalu dominan di kelas karena pembelajaran berpusat pada siswa.
Guru lebih sering sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran.
Budaya malu harus ada dalam
karakter setiap siswa. Jangan sampai mereka diperkenankan dan masuk dalam
wilayah pornografi atau berani menjiplak hasil karya orang lain. Kesalahan
terbesar apabila pelajaran TIK hanya digunakan untuk bersentuhan dengan
pornografi dan melakukan plagiat.
Menikmati games atau permainan
online lainnya di internet yang
mengasyikkan adalah jebakan TIK. Para siswa TIK seharusnya dapat menjadi
generasi programmer. Sebuah generasi yang mampu menciptakan berbagai games atau
permainan yang mengasyikkan. Programmer sangat kita perlukan dalam membuat
konten-konten edukatif. Dengan begitu pendidikan ini akan maju dan sejajar
dengan negara lainnya.
Guru harus mampu memberikan
contoh yang baik dalam memanfaatkan TIK khususnya internet secara sehat. Dengan
begitu siswa akan melihat keteladanan dari gurunya dalam pemanfaatan TIK di
sekolah. Siswa pun pada akhirnya akan mengikuti pula dalam menjalankan internet
dengan hati yang sehat pula. Hati yang sehat di dapat dari pembinaan pendidikan
budaya dan karakter yang terus dikembangkan oleh para guru.
Materi pengembangan karakter yang
jika dikaitkan dengan pembelajaran TIK ditentukan berdasarkan hasil
identifikasi karakter siswa. Krakter adalah variabel yang sangat sulit diukur,
bahkan dengan alat psikotes sekalipun. Bagaimanapun juga untuk dapat merancang
suatu program pembinaan karakter dengan tepat, harus dilakukan pengukuran
terhadap karakter siswa. Dibutuhkan alat dan perangkat untuk memberikan
gambaran karakter individu.
Output dari tes yang diharapkan
adalah nilai rendah, sedang dan tinggi untuk masing-masing karakter dalam
pelajaran TIK untuk setiap siswa. Hasil ini akan dibobotkan dan diperoleh total
skor tiap karakter untuk keseluruhan siswa yang diuji.
Penyusunan program dalam pelajaran
TIK, pengembangan karakter yang sistematis membutuhkan proses dan waktu yang
cukup panjang. Perlu dilakukan dalam materi pelajaran TIK untuk memprogramkan
pengembangan karakter berpa kegiatan live in di dalam sekolah selama beberapa
minggu dan pekan kepedulian bagi siswa.
Setelah program dilaksanakan,
maka harus dilakukan evaluasi kegiatan dan pengukuran untuk menilai efektivitas
dari program yang sudah dilakukan. Namun, tentunya tidak valid jika tes
karakter kembali diterapkan sesaat setelah program selesai dilaksanakan.
Sumber: Damayanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan
Karakter di Sekolah. Yogyakarta:
Araska
No comments:
Post a Comment