Sumber Foto: http://www.cnnindonesia.com/politik/20160727110750-32-147329/melihat-sisi-intelektual-mendikbud-muhadjir-effendy/ |
Full Day School - Mendikbud baru, Muhadjir Efendy
membuat gebrakan dalam dunia pendidikan dengan mewacanakan menambah jumlah jam
belajar di sekolah. Adapun sistem baru yang akan diterapkan adalah
sekolah sehari penuh atau full.
Dan jika kebijakan ini diterapkan, maka
para siswa akan pulang sekolah sore hari yaitu pukul 17.00 WIB. Dengan menemui
wakil presiden, Muhadjir bersemangat membahas rencana penerapan sistem sekolah sehari penuh ( FSD) ini.
Sekolah Sehari Penuh, Pulang Jam 17.00,
Sabtu Minggu Libur
Muhadir menjelaskan bahwa sekolah
sehari penuh ( FDS) bisa mennerjemahkan atau perwujudan nawa cita, dimana
pendidikan dasar SD dan SMP lebih banyak pendidikan karakter dibanding
pengetahuan.
Menurut Mendikbud, dengan waktu yang
lebih banyak ini, maka juga akan memberikan ruang kepada guru untuk
mendidik siswa. Sebagai kompensasi
dari perpanjangan jam sekolah ini, maka waktu libur akan dimaksimalkan pada
hari Sabtu dan Minggu.
Dalam pertemuan dengan Medikbud dengan
Wakpres Jusuf Kalla, Muhadjir diminta oleh Wapres untuk membuat sebuah pilot
project terlebih dulu sebelum wacana ini benar-benar direalisasikan.
Alasan Sekolah Sehari Penuh (FDS)
Mantan rektor dari
Universitas Muhammadiyah Malang ini mengaku memperoleh inspirasi menerapkan
sistem sekolah sehari penuh 9 CFD) ini dari sekolah swasta. Beberapa sekolah
swasta sudah mempraktikkan sistem
sekolah sehari penuh ( FDS).
Menurut Mendikbud, dengan
diberlakukaannya sekolah sehari penuh ( FDS) maka akan banyak hal positif yang
timbul saat sistem baru ini diberlakukan.
Muhadjir mengatakan bahwa sistem
sekolah sehari penuh mengharuskan siswa menyelesaikan belajar pada jam
17.00 WIB. Kondisi ini akan membuat orangtua bisa menyesuaikan jam pulang
kantor sekaligus untuk menjemput anak sekolah. Berbeda dengan saat ini, kata
Muhadjir, siswa pulang sekolah pukul 13.00 WIB, sedangkan orangtua belum
pulang pada saat siswa sudah pulang. Di sisi lain, anak sudah dilepas oleh
sekolah setelah pulang, sehingga tak ada yang mengawasi. Muhadjir berharap,
bahwa sistem ini akan mengurangi peluang negatif yang ditimbulkan dari celah
waktu 4 jam anak tanpa ada pengawasan itu. Sehingga kasus kriminalitas yang
mungkin bisa saja terjadi dapat diantisipasi.
Full
Day School Buka Berartti Belajar Seharian di Sekolah
Full day school bukan berarti para
siswa belajar selama sehari penuh di sekolah. Program ini memastikan siswa bisa
mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman pendidikan karakter,misalnya mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler.
Muhadjir mengatakan, lingkungan sekolah harus memiliki suasana yang menyenangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran formal sampai dengan setengah hari, selanjutnya diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Muhadjir mengatakan, lingkungan sekolah harus memiliki suasana yang menyenangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran formal sampai dengan setengah hari, selanjutnya diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Kak
Seto: Full Day School Dipertimbangkan Lagi
Seto Mulyadi Ketua KPAI dan lebih akrab disapa Kak Seto
mengatakan bahwa rencana penerapan Full Day School (FDS) bagi pelajar SD dan
SMP perlu ditinjau ulang.
Kak Seto mengatakan ada banyak hal yang
harus disiapkan sebelum Full Day School diterapkan. Misalnya kemampuan guru
dalam menciptakan suasana belajar yang interaktif, sehingga peserta didik tak
mengalami kejenuhan.
Dari segi pendidikan anak, konsep FDS dianggap sangat tak efektif karena guru yang mampu mengajar secara interaktif di kelas sangat minim. Padahal peran seorang guru ini penting agar anak-anak memiliki motivasi untuk belajar di sekolah.
Konsep Full Day School jangan sampai menggantikan peran pendidikan yang siperoleh dari orang tua kepada anaknya. Peran pendidikan keluarga juga sangat penting bagi anak sehingga para orang tua perlu diberdayakan untuk melakukannya.
Seto memandang bahwa tanggung jawab mendidik bukan hanya urusan sekolah karena sekolah hanya mendidik secara akademis. Hal yang perlu dipikirkan adalah memberdayakan pendidikan nonformal agar anak-anak bisa belajar hal lain.
Dari segi pendidikan anak, konsep FDS dianggap sangat tak efektif karena guru yang mampu mengajar secara interaktif di kelas sangat minim. Padahal peran seorang guru ini penting agar anak-anak memiliki motivasi untuk belajar di sekolah.
Konsep Full Day School jangan sampai menggantikan peran pendidikan yang siperoleh dari orang tua kepada anaknya. Peran pendidikan keluarga juga sangat penting bagi anak sehingga para orang tua perlu diberdayakan untuk melakukannya.
Seto memandang bahwa tanggung jawab mendidik bukan hanya urusan sekolah karena sekolah hanya mendidik secara akademis. Hal yang perlu dipikirkan adalah memberdayakan pendidikan nonformal agar anak-anak bisa belajar hal lain.
Sumber Foto: http://news.okezone.com/read/2016/05/11/337/1385146/ |
Bagi Seto, pendidikan semacam ini diperlukan untuk anak-anak karena bisa mempersiapkan anak-anak sebelum mereka terjun ke masyarakat.
Bagaimana bapak ibu guru? Siapkah
menyambut kebijakan sekolah sehari
penuh ini jika benar-benar direalisasikan?
Semoga bermanfaat.
Sumber: http://infokepegawaian.blogspot.co.id/2016/08/sekolah-sehari-penuh-fds-full-day-school.html
No comments:
Post a Comment